Semangat Baru Ansor Besuki

Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Besuki menggelar peringatan hari lahir GP Ansor ke-87 di pendopo alun-alun Besuki pada Sabtu sore (24/04/2021). Tercatat, GP Ansor Besuki juga turut mengundang Wakil Bupati Situbondo, Forkopimka, MWC NU Besuki, MWC NU Widoropayung, Pengurus Cabang GP Ansor Situbondo, PAC GP Ansor se-Wilayah Barat, serta sejumlah badan otonom. 

Ketua PAC GP Ansor Besuki, Hendra Fatayasin, dalam sambutannya mengatakan bahwa sahabat-sahabat Ansor (Sapaan khas antar kader GP Ansor, Red.) siap untuk terus bergerak menebar manfaat dengan semangat baru. “Ini sesuai dengan tema yang diusung kami dalam peringatan ini yakni semangat baru, asa satu, bergerak maju,” ujar pria asal desa Kalimas ini.

Sementara itu, Nyai Hj. Khoirani, Wakil Bupati Situbondo, mengajak GP Ansor untuk mendukung program pemerintah. Orang nomor dua di Situbondo ini mengatakan Ansor harus menjadi pelopor perubahan di kabupaten yang berjuluk Kota Santri. Sehingga, kehadirannya dapat dirasakan khalayak banyak. “Kader Ansor masih muda, jadi semangatnya luar biasa untuk berkontribusi membangun kabupaten Situbondo menuju yang lebih baik lagi,” kata Ibu Wakil Bupati dalam sambutan di harlah kali ini.

Wakil Bupati Situbondo, Ny. Hj. Khoirani, Camat Besuki, Suriyatno, S.H. kader-kader PAC GP Ansor Besuki, beserta IPNU dan IPPNU Besuki (ansorbesuki.blogspot.com/Sofyan Wanandi)

Acara yang dimulai sejak pukul 16.00 hingga selesai pada sekitar pukul 17.45 berjalan lancar. Saat dikonfirmasi kru Aksara, ketua panitia kegiatan ini, Fajar K. Imam, menyatakan bahwa kesuksesan acara tersebut adalah hasil kerja sama yang solid antar sesama kader Ansor serta dukungan dari beragam Banom (Badan Otonom) NU yang ada di kecamatan Besuki. “Saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua sahabat yang telah membantu terwujudnya acara ini. Acara ini tidak akan terlaksana dan berjalan lancar bila hanya disokong oleh segelintir kader saja,” tegas pemuda jebolan IAIN Jember tersebut. 


Reporter: Abdul Latif

Penulis: Abdul Latif

Editor: Ahmad Faiz


Bagikan:

PAC GP Ansor Besuki Kembali Distribusikan Donasi

Di sela-sela mempersiapkan peringatan harlah GP Ansor ke-87, GP Ansor Besuki ternyata masih sempat untuk melakukan kegiatan sosial berupa pendistribusian sejumlah Al-Qur’an dan buku Iqro’ ke sebuah musala di desa Pesisir, Besuki, Jumat malam (23/04/2021). Terhitung, ini adalah kegiatan sosial keempat yang dilakukan oleh GP Ansor Besuki di bulan ini.

Penyerahan donasi oleh PAC GP Ansor Besuki dan Pimpinan Ranting GP Ansor Pesisir (ansorbesuki.blogspot.com/Istimewa)

Di kegiatan sosial keempat kali ini, GP Ansor Besuki mendistribusikan tiga puluh Al-Qur’an dan lima buku Iqro’ kepada santri-santri di musala Nurul Ikhlas. Hadir langsung dalam penyerahan donasi adalah ketua PAC GP Ansor Besuki, Hendra Fatayasin, dan ketua Ranting GP Ansor desa Pesisir, Muhammad Rofika. Donasi ini diterima oleh pengasuh musala Nurul Ikhlas, ustaz Sunitro, dan segenap santri yang belajar Al-Qur'an kepada beliau.

Donasi Al-Qur’an dan buku Iqro’ ini diapresiasi oleh ustaz Sunitro. Bagi beliau, donasi ini bisa menunjang santri-santrinya dalam mempelajari kitab yang notabene adalah mukjizat terbesar dari Nabi Muhammad saw. Lebih jauh, donasi Al-Qur’an yang diterima bisa langsung dipergunakan untuk kegiatan tadarus yang rutin dilaksanakan di musala tersebut selepas tarawih.

Saat diwawancarai, ketua PAC GP Ansor Besuki mengatakan bahwa sahabat-sahabat Ansor di Besuki akan terus bergerak untuk menebar manfaat. Menurutnya, sebagai sebuah gerakan pemuda, tentu mempunyai tujuan kemanfaatan, terlebih manfaat untuk umat. Hal ini diperkuat oleh ketua bidang sosial PAC GP Ansor Besuki, Muhammad Rofika. “Sebuah organisasi itu harus bergerak! Gerakannya mesti bermanfaat. Manfaat yang bisa dirasakan nyata oleh masyarakat,” ujarnya kepada kru Aksara.

Reporter: Muhammad Rofika

Penulis: Muhammad Rofika

Editor: Ahmad Faiz


Bagikan:

PAC GP Ansor Besuki Distribusikan Donasi Al-Qur'an dan Iqro'

PAC GP Ansor Besuki tidak berhenti bergerak untuk menebar manfaat. Menyambut Harlah GP Ansor ke-87, para pemuda Ansor Besuki kembali mendistribusikan donasi berupa 30 Al-Qur’an dan 15 Buku Iqro’ ke sebuah surau di desa Demung, Besuki pada Selasa malam (13/04/2021). 

Penyerahan donasi Al-Qur'an dan Iqro' oleh PAC GP Ansor Besuki (ansorbesuki.blogspot.com/Abdul Latif)

Donasi Al-Qur’an dan Iqro’ tersebut berasal dari donatur, R. Sahiditya, yang berdomisili di dusun Gudang, Pesisir, Besuki. Hadir langsung dalam penyerahan donasi ini yaitu ketua PAC GP Ansor Besuki, Hendra Fatayasin, didampingi oleh ketua Ranting GP Ansor desa Pesisir, Muhammad Rofika. Donasi diterima langsung oleh pengasuh Musala Nurul Kamil, ustaz Nurhatip, yang kali ini juga ditemani oleh ketua Ranting GP Ansor desa Demung, Abdul Latif.  

Ustaz Nurhatip menyampaikan terima kasih atas donasi Al-Qur’an dan Buku Iqro’ yang diterima oleh santri-santri asuhannya ini. Beliau berharap donasi ini bisa membantu santri-santrinya untuk belajar Al-Qur’an dengan baik dan juga bisa berguna di bulan Ramadan ini, khususnya untuk kegiatan tadarus. Beliau juga mendoakan agar donatur dan para pemuda Ansor diberikan pahala oleh Sang Khalik yang tentu doa ini diaminkan oleh semua santri beliau dan para pemuda dari GP Ansor yang hadir.

“Semoga donasi Al-Qur’an dan Iqro’ yang diberikan bisa memberi manfaat bagi segenap santri dan jamaah di langgar ini. Juga bisa memberi semangat tambahan untuk memperbanyak ibadah di bulan yang mulia ini,” ujar sahabat Hendra, sapaan akrab ketua PAC GP ansor Besuki saat diwawancarai kru Aksara. 

Reporter: Abdul Latif

Penulis: Abdul Latif

Editor: Ahmad Faiz


Bagikan:

PAC GP Ansor Besuki Berikan Donasi Rehab Makam

Gerakan Pemuda Ansor Besuki menyerahkan donasi untuk rehabilitasi makam Guru Jena. Donasi yang diberikan ini dihimpun dari beragam kalangan yang menjadi donatur kegiatan-kegiatan sosial dan kemasyarakatan yang rutin diselenggarakan oleh GP Ansor Besuki. Donasi ini diberikan langsung oleh ketua PAC GP Ansor Besuki, Hendra Fatayasin, yang didampingi oleh Ketua Ranting Ansor Widoropayung, Gazali Ahmadi, Sabtu siang (10/04/2021). Donasi diterima oleh putra mendiang Guru Jena, Bapak Ghozali beserta cucu beliau, Khairur Roziqin, di rumahnya, Dusun Gunung Mas, Desa Widoropayung.

“Semoga donasi ini bisa sedikit membantu biaya rehab makam Guru Jena. Insyaallah, tiap hari akan ada sahabat-sahabat Ansor yang tetap menyumbangkan tenaga demi kegiatan rehab ini,” kata Hendra kepada Roziqin, cucu Guru Jena.

Penyerahan donasi oleh ketua PAC GP Ansor (ansorbesuki.blogspot.com/Gazali Ahmadi)

Kegiatan pemugaran makam Guru Jena, sang pionir dalam mengenalkan NU ke wilayah Widoropayung, masih berlangsung. Kegiatan yang sumber dananya mengandalkan kantong pribadi keluarga mendiang ini membuat GP Ansor Besuki tergerak. Perjuangan almarhum menyebarkan NU mulai tahun 1943 yang notabene di tahun tersebut Indonesia sudah dalam masa pendudukan Jepang. Perjuangan beliau patut diapresiasi dan menjadi teladan khususnya bagi kaum muda.

“Perjuangan serta semangat Guru Jena patut dicontoh oleh kami, pemuda Ansor dalam menyiarkan Islam. Meski di tahun itu Guru Jena menyiarkan NU pada masa-masa sulit di bawah represi tentara Jepang, tapi beliau tak gentar. Spirit ini yang harus kita tiru,” ujar ketua PAC GP Ansor Besuki ini saat diwawancarai oleh reporter Aksara.

Reporter: Gazali Ahmadi

Penulis: Gazali Ahmadi

Editor: Ahmad Faiz


Bagikan:

Lagi, Kegiatan Sosial PAC GP Ansor Besuki

Setelah bulan lalu mengadakan kegiatan sosial penambalan jalan-jalan berlubang, hari ini, Jumat (09/04/2021), Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Besuki kembali mengadakan kegiatan sosial berupa rehabilitasi makam Guru Jena. Kegiatan yang berasal dari hasil swadaya masyarakat ini dimulai pukul tujuh pagi. Keluarga mendiang Guru Jena, para kader-kader ranting NU Widoropayung, GP Ansor Besuki, dan warga Nahdliyyin sekitar gotong-royong merehab makam tokoh yang dihormati di Widoropayung.

Rehabilitasi makam ini sendiri terlaksana berkat prakarsa dari keluarga almarhum Guru Jena, MWC NU Widoropayung, dan GP Ansor Besuki. Hal ini mengingat beberapa bagian dari makam sudah lapuk dan rusak dimakan usia. Bila tidak segera diperbaiki, kerusakan pada makam dikhawatirkan akan semakin parah.

Pemugaran makam yang dilakukan secara gotong-royong oleh kader PAC GP Ansor Besuki (ansorbesuki.blogspot.com/Istimewa

Ketua Ranting GP Ansor Widoropayung, Gazali Ahmadi, saat diwawancarai menjelaskan bahwa kegiatan ini memang sudah sejak lama menjadi agenda keluarga almarhum. “Rehab ini sejatinya sudah sejak lama direncanakan. Dengan partisipasi para sahabat (Ansor, Red), kegiatan ini diharapkan bisa selesai dengan cepat,” ujar pria yang lahir di Pulau Dewata ini.

Ketua GP Ansor Besuki, Hendra Fatayasin, juga turut turun tangan dalam kegiatan ini. Dengan komandonya, para kader Ansor di ranting-ranting Widoropayung dengan sigap menurunkan genteng dan kayu-kayu dari atas makam. Pria yang sedang menunggu kelahiran anak keduanya ini tak hanya beretorika, namun dengan nyata turun sendiri memberi contoh agar semua kader Ansor bergerak untuk berkontribusi positif bagi masyarakat sekitar.

Jena Ilyas Muhammad atau lebih dikenal dengan sebutan Guru Jena adalah pionir pertama dalam mengenalkan NU ke daerah Widoropayung. Di wilayah barat kabupaten Situbondo, NU dipercaya masuk pertama kali ke daerah Widoropayung pada sekitar tahun 1943, dua tahun sebelum kemerdekaan Indonesia.

Kegiatan rehab ini akan berlangsung beberapa hari untuk memugar makam tokoh yang berjasa mengenalkan NU kepada masyarakat di Widoropayung. 


Reporter: Abdul Latif

Penulis: Abdul Latif

Editor: Ahmad Faiz


Bagikan:

Mari Ngelinting, Sahabat!

Ilustrasi rokok lintingan (unsplash.com/Afif Kusuma) 

Selain sembako, komoditas yang menjadi primadona dagangan entah itu oleh peretail besar di daerah urban hingga pemilik toko kelontong di perkampungan adalah rokok. Rokok mudah laku, sehingga tidak lekas kedaluwarsa seperti penganan lainnya. Tak hanya sebagai simbol pertemanan, rokok acapkali menjadi simbol penghormatan. Alih-alih menggunakan secarik kertas, uleman menggunakan media rokok.

Tahun 2020 menjadi tahun yang tak mengenakkan bagi rokok. Tak hanya pandemi COVID-19 yang membuat banyak rakyat Indonesia terpapar, kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) pun juga turut membuat penikmat nikotin terkapar. Kenaikan 23% CHT tahun lalu adalah yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Padahal, biasanya persentase kenaikan tahunan hanya di angka belasan persen saja, bahkan 0% di tahun 2014 dan 2019 yang notabene tahun politik.

Mengisap rokok bagi sebagian kalangan sudah menjadi lifestyle, bahkan menjadi kultur di beberapa daerah. Kenaikan harga rokok dalam waktu nisbi singkat karena naiknya cukai tentu membuat pengisap rokok harus putar otak. Untunglah leluhur kita telah mewariskan sebuah laku solutif atas permasalahan ini, yakni tingwe alias ngelinting dewe. Budaya tingwe boleh dikata jauh lebih tua dari pada umur republik ini. Tingwe, bahkan setua sejarah tembakau itu sendiri. Konon, rokok lintingan sudah ada sejak sebelum abad XVI. Jadi, boleh disimpulkan bahwa kebiasaan melinting memang sudah ada sejak dulu. Jauh sebelum industri rokok menjadi industri kolosal di era kiwari.

Daerah Besuki mempunyai salah satu varian tembakau terbaik di kabupaten Situbondo. Di kabupaten yang dijuluki Bumi Selawat Nariyah ini paling tidak ada dua varian tembakau yang terkenal, yakni di wilayah barat ada Tembakau Tambeng dari Besuki dan perwakilan wilayah timur ada Tembakau Kayu Mas dari Arjasa. Rajangan tembakau Tambeng memiliki aroma khas dengan rasa gurih, manis, dan coklat. Tembakau yang masih dirajang dengan cara tradisional melalui tangan terampil para petani dan dijemur secara alami di bawah terik mentari ini mempunyai tarikan halus nan “sopan” di tenggorokan.

Selain Tambeng banyak varietas tembakau terkenal lainnya semisal tembakau Paiton, Madura, Gayo, dan Temanggung yang nikmat dijadikan tingwe. Semuanya mempunyai aroma dan rasa yang berbeda. Namun, ada satu hal yang sama. Di masa pandemi, tembakau tingwe bisa membuat dapur perokok tetap mengepul dan dapur mulut tetap kebal-kebul. Jadi, marilah ngelinting bersama, sebelum ngelinting itu dilarang jadi ikutan mahal!

Penulis: Ahmad Faiz

Editor: Muh. Sobri

Bagikan:

Peranan GP Ansor di Era Disrupsi

Ilustrasi Gerakan Pemuda Ansor (www.nu.or.id

Setiap kehidupan akan terus berkembang dalam segi apa pun. Sebuah inovasi yang lahir dari kreativitas selalu akan menuai pro dan kontra. Tentunya kita harus bisa memfilter imbas dari hal-hal tersebut.

Inovasi memang sejatinya kreatif, namun kadang destruktif. Karena itulah, selalu ada yang hilang, memudar, lalu kemudian mati. Semua ini menakutkan sekaligus bisa membuat kita membentengi diri dengan lebih baik. Di sisi lain, ada beragam hal baru yang hidup. Kendati demikian, kita harus juga dapat memilah kemunculan hal-hal baru yang tidak baik.

Disrupsi adalah sebuah inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru, tentu kita tidak bisa lari dari hal ini. Sebagai sebuah gerakan pemuda, GP Ansor tentunya tidak bisa tinggal diam dengan adanya fenomena ini. Seperti yang dikatakan oleh sahabat Hendra Fatayasin pada sebuah forum diskusi yang digelar oleh GLN, “Di era ini, para kader Ansor harus bergerak dan menggerakkan serta menghadirkan inovasi-inovasi yang konstruktif, bukan destruktif. Kader-kader juga perlu berpartisipasi aktif dalam sektor-sektor strategis sebagai distribusi kader. Sekarang, kita tidak bisa hanya mementingkan keperluan pribadi. Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya serta dapat menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor pula mampu mendorong akselerasi mobilitas sosial, politik, dan kebudayaan bagi anggotanya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa ini," pungkas ketua PAC GP Ansor Besuki itu.

Penulis: Abdul Latif

Editor: Ahmad Faiz

Bagikan:

Jadwal Sholat

Statistik Halaman

Flag Counter