Rehabilitasi makam ini sendiri terlaksana berkat prakarsa dari keluarga almarhum Guru Jena, MWC NU Widoropayung, dan GP Ansor Besuki. Hal ini mengingat beberapa bagian dari makam sudah lapuk dan rusak dimakan usia. Bila tidak segera diperbaiki, kerusakan pada makam dikhawatirkan akan semakin parah.
Ketua Ranting GP Ansor Widoropayung, Gazali Ahmadi, saat diwawancarai menjelaskan bahwa kegiatan ini memang sudah sejak lama menjadi agenda keluarga almarhum. “Rehab ini sejatinya sudah sejak lama direncanakan. Dengan partisipasi para sahabat (Ansor, Red), kegiatan ini diharapkan bisa selesai dengan cepat,” ujar pria yang lahir di Pulau Dewata ini.
Ketua GP Ansor Besuki, Hendra Fatayasin, juga turut turun tangan dalam kegiatan ini. Dengan komandonya, para kader Ansor di ranting-ranting Widoropayung dengan sigap menurunkan genteng dan kayu-kayu dari atas makam. Pria yang sedang menunggu kelahiran anak keduanya ini tak hanya beretorika, namun dengan nyata turun sendiri memberi contoh agar semua kader Ansor bergerak untuk berkontribusi positif bagi masyarakat sekitar.
Jena Ilyas Muhammad atau lebih dikenal dengan sebutan Guru Jena adalah pionir pertama dalam mengenalkan NU ke daerah Widoropayung. Di wilayah barat kabupaten Situbondo, NU dipercaya masuk pertama kali ke daerah Widoropayung pada sekitar tahun 1943, dua tahun sebelum kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan rehab ini akan berlangsung beberapa hari untuk memugar makam tokoh yang berjasa mengenalkan NU kepada masyarakat di Widoropayung.
Reporter: Abdul Latif
Penulis: Abdul Latif
Editor: Ahmad Faiz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar